Kamis, 08 Desember 2011

Komando Otto Skorzeny

Sebagai pasukan komando rahasia, Resimen Brandenburg yang dibentuk oleh Laksamana Wilhelm Canaris selaku pimpinan Abwehr atau dinas rahasia militer Jerman telah membuktikan keberhasilannya dalam berbagai tugas pada masa awal perang. Sehingga tidak mengherankan apabila keberadaan pasukan istimewa ini menimbulkan keirian, khususnya dari tentara bentukan Hitler, yaitu SS (Schutzstaffel) yang berada di luar organisasi dan struktur tentara reguler Jerman. Pasukan SS yang lebih merupakan pasukan pribadi Hitler ini dipimpin oleh Heinrich Himmler dan merupakan pesaing dari tentara reguler. 

Skorzeny

Pimpinan SS yang fanatik dan paranoid terhadap segala yang tidak disukainya, memandang dengan penuh kecurigaan terhadap Canaris, Abwehr serta Pasukan Komando Brandenburg. Canaris yang diketahui tidak menyukai ideologi Nazi, dianggap musuh dan dicurigai akan berkhianat dengan mendukung berbagai kelompok anti-Nazi di Jerman. Sedangkan Abwehr  dilihat SS sebagai “sarang pengkhianat”, sementara pasukan komando brandenburg dikhawatirkan dapat dijadikan “Kuda Troy” yang dapat dimanfaatkan kelompok anti-Nazi. Karena itu, mereka pun berupaya keras mempengaruhi Hitler agar Brandenburg disisihkan dan SS menggantikannya dengan membentuk pasukan komandonya sendiri.


Dalam kenyataannya, Resimen Brandenburg yang merupakan cikal bakal pasukan komando modern perlahan-lahan memang diubah fungsi dan formatnya, yaitu dikembangkan menjadi divisi tempur konvensional yang kemudian banyak bertugas di Front Timur. Dengan demikian, kekhasannya sebagai satuan komando hilanglah sudah. Bagi SS, ini berarti pucuk dicinta ulam pun tiba.

Sebelumnya, dalam usaha menyaingi Abwehr, pimpinan SS membentuk dinas intelejen sendiri yang disebut SD atau SicherheitDienst dipimpin oleh Reinhard Heydrich yang merumuskan “solusi final” terhadap orang Yahudi. SD dikembangkan menjadi badan keamanan Reich yang paling utama (RHSA) yang membawahi antara lain Gestapo (Geheimstaatspolizei) yang amat ditakuti.

Sejak awal, dinas rahasia militer SS telah ditugaskan dalam berbagai aksi sabotase dan provokasi di Polandia, untuk dijadikan alasan bagi Hitler menginvasi tetangganya. Termasuk di antaranya dengan sengaja mengeksekusi para tahanan kamp konsentrasi yang disuruh berseragam seperti tentara Polandia, agar Nazi punya bukti seolah-olah pasukan Polandia yang memprovokasi sehingga Jerman harus membela diri dan menyerang balik. Setelah Heidrich terbunuh pada tahun 1942 oleh Komando Ceko yang dilatih Inggris, persaingan SS dengan Abwehr bukannya menyurut, tetapi malah semakin tajam karena SS membentuk “pasukan Khusus” di bawah RHSA pimpinan Ernst Kaltenbrunner.

Skorzeny Masuk
Sebuah biro untuk mengurusi pasukan khusus ini dibentuk dan seorang kapten bernama Otto Skorzeny diangkat mengepalai biro. Seperti halnya Hitler, Skorzeny (35) berasal dari Austria. Ia bertubuh tinggi besar, dengan tinggi bada 1,95 m. ia telah lama bergabung dengan Partai Nazi dan menunjukkan jasanya bagi Nazi, tatkala sesudah Jerman melakukan Anschluss terhadap Austria tahun 1938, SKorzeny ikut menggulung kaum oposisi Austria yang menentang pencaplokan negeri mereka oleh Nazi Jerman. Tatkala perang pecah, Skorxeny yang bergabung dengan Divisi Das Reich bertugas di wilayah Balkan dan Rusia. Ia terkenal sebagai perwira pemberani bahkan tergolong nekat.

Pada Desember 1941, Skorzeny terluka di front pertempuran dan dipindahkan sementara ke Divisi SS Leibstandarte untuk tugas ringan. Pada April 1943 ia menjadi kapten Waffen-SS dan ditugaskan ikut membentuk pasukan Komando SS. Sekalipun mendapat rintangan dan tentangan dari Abwehr, SS tetap maju dan SKorzeny memindahkan kegiatannya ke kastil Friedenthal di dekat kota Oranienburg. Di situ ia membentuk Jagdverbande (Grup Pemburu) 502 yang dilatih khusus melakukan operasi sabotase dan subversi. Pasukan khusus SS ini dikenal dengan sebutan Satuan Friedenthal, sesuai nama tempat mereka berlatih. 

Kapten Skorzeny sejak awal memang terkesan sekali dengan satuan komando Inggris, yang setiap kali sejak 1941 disusupkan ke wilayah Eropa yang diduduki Jerman untuk melancarkan sabotase. Ia mengumpulkan berbagai jenis persenjataan komando Inggris yang berhasil dirampas, seperti senapan Sten berperedam, alat peledak dan sebagainya.

Dalam pasukan komando SS, dibentuk pula pasukan payung khusus yang dipimpin langsung oleh SKorzeny. Ia menamakannya Batalyon Payung SS Ke-500. Ia juga meniru apa yang dilakukan oleh Abwehr, dengan melatih satuan khusus untuk dioperasikan di wilayah tertentu dengan memberi pelatihan bahasa dan tradisi lokal, seragam musuh dan sebagainya. Sehingga ada yang dikenal dengan Yon Timur untuk beroperasi di Front Timur, Yon Tenggara di Balkan, Yon Barat dan seterusnya. Untuk melayani  angkatan payung SS, Marsekal Goering menyediakan satu skuadron khusus angkatan udara yang disebut Kampfgeschwader (KG) 200.

Adanya pasukan elit SS ini memang menjadi pembicaraan umum. Namun, nama Skorzeny dan pasukannya barulah terangkat tinggi setelah ia dipilih Hitler untuk suatu tugas istimewa pada 23 Juli 1943. Sehari sebelumnya, diktator fasis Italia, Benito Mussolini dijatuhkan dari kekuasaannya oleh Raja Victor Emmanuel dan ditahan oleh pemerintah baru Italia di tempat yang dirahasiakan. Hitler merasa pemerintahan baru pimpinan Marsekal Badoglio akan mengkhianati Jerman dengan melakukan perdamaian sepihak dengan Sekutu.

Karena itulah ia bermaksud membebaskan Mussolini agar berkuasa kembali di Italia. Untuk itu beberapa perwira pilihan termasuk Skorzeny dipanggil ke markas Hitler di hutan Prussia Timur, yang terkenal dengan sebutan Wolfsschanze (Sarang Serigala). Mereka secara singkat ditanyai satu per satu oleh Fuhrer sendiri, yang dengan cepat menjatuhkan pilihan pada Skorzeny. Ia diperintahkan mencari tahu keberadaan Mussolini dan membebaskannya dari tahanan Italia. 

Pembebasan Mussolini

Skorzeny dan Mussolini

Kisah pembebasan Mussolini oleh Skorzeny sudah banyak ditulis dan diketahui. Singkatnya, begitu diperintah langsung oleh Hitler, Skorzeny langsung membawa 50 anggota Friedenthal ke Roma. Di sana mereka melakukan tugas intelijen, mencari tempat penahanan Mussolini yang selalu berpindah-pindah demi keamanan. Sementara Jenderal Kurt Student dengan pasukan payungnya dari Luftwaffe diam-diam juga berusaha mencari sasaran yang sama di Italia.

Akhirnya awal September tercium bahwa Mussolini disembunyikan di Gran Sasso, tempat peristirahatan di sebuah puncak pegunungan di Italia Tengah. Student merencanakan mengirim satu batalion oasukan payung untuk operasi pembebasan. Skorzeny yang juga berjasa menemukan tempat disimpannya Mussolini, meminta diikutkan dalam operasi prestisius ini.

Student memperbolehkan Skorzeny dan 18 anak buahnya terlibat dalam operasi yang dipimpin seorang perwira pasukan payung. Tanggal 12 September pesawat-pesawat layang pengangkut pasukan diterbangkan dari pangkalan udara dekat Roma. Udara buruk menyebabkan Glider pimpinan operasi hilang arah, dan pesawat Skorzeny serta anak buahnya yang pertama mendarat di lapangan kecil dekat hotel tempat Mussolini ditahan. Aksi komando segera dilancarkan. Dalam tempo singkat, SKorzeny dan anak buahnya berhasil melumpuhkan para pengawal Italia yang menyerah atau kabur. 

Sebuah pesawat intai ringan Fieseler Storch lalu dikirim untuk mengangkut pemimpin fasis itu ke Roma.  Skorzeny memaksa ikut dalam pesawat yang berkapasitas Cuma dua orang termasuk pilot. Dengan pertimbangan teknis dan keamanan, Sang Pilot menolak. Namun Skorzeny mengancam dan mengatakan bahwa ini perintah Hitler sendiri. Dalam situasi yang amat menegangkan mengingat lapangan rumput Gran Sasso cukup kecil , pesawat kecil yang dijejali tiga orang itu meskipun oleng akhirnya dapat terbang di atas jurang-jurang menuju Roma. Dari Roma, mereka ganti pesawat dan Skorzeny sendiri yang mengantar Mussolini bertemu dengan Hitler di Munich.

Sejak itu nama Skorzeny dan pasukan komandonya terangkat dan dimanfaatkan oleh Goebbels untuk bahan propagandanya. Dunia pun digemparkan dan dibuat kagum oleh aksi komando SS Jerman. Perwira dari Austria ini memperoleh Knight’ Cross dari tangan Hitler sendiri, dan pemimpin Nazi ini pun merasa mendapatkan orang yang siap memberinya “kabar baik” dari lapangan.  Sementara itu Jenderal Student dan pasukan payungnya yang juga berjasa dalam operasi tersebut tampak seperti dilupakan, karena Hitler ingin lebih menyanjung pasukan SS bentukannya sendiri.

Menyergap Tito
Setelah berhasil gemilang membebaskan Mussolini, Hitler kini ingin memanfaatkan Skorzeny utnuk membereskan Josip Broz Tito, pemimpin partisan Yugoslavia yang ulet. Perlawanan gerilya Tito selama ini telah mengikat sekitar 700.000 pasukan Jerman di wilayah Balkan, sehingga tidak dapat digunakan di tempat-tempat lain yang memerlukan. 

Dinas rahasia militer Jerman akhirnya mengetahui lokasi markas Tito, yaitu di kota kecil Drvar di wilayah pegunungan Bosnia Barat. Persiapan pengepungan dan penyerangan segera dilakukan. Pasukan Wehrmacht akan mengepung dan pasukan komando Skorzeny dari Batalion Payung SS ke-500 akan didaratkan dengan pesawat layang di sekitar markas Tito. Selanjutnya mereka akan menyerbu gua-gua yang dijadikan markas Tito untuk membunuh atau menangkap para pemimpin gerilya serta penasihat dari Inggris, Rusia, dan Amerika.

Operasi ini dinamakan Knight’s Move atau Gerakan Ksatria ini dilancarkan pada 24 Mei 1944. Namun, Kaum Partisan Yugoslavia dari awal sudah mencium akan adanya aksi ini dengan melihat persiapan pasukan tempur Jerman di lapangan, sehingga mereka pun ekstra waspada. Kewaspadaan ini membuahkan hasil, karena gelombang pertama kedatangan pasukan komando SS langsung mereka sambut dengan hujan peluru. Akibatnya pasukan komando ini pun tersapu habis. Kesempatan ini dipakai Tito untuk meninggalkan markasnya dengan melorot melalui tali. Dalam waktu singkat, ia berhasil diungsikan ke tempat baru yang lebih aman, sementara pasukan payung Skorzeny didaratkan lagi. Pertempuran mati-matian terjadi, namun kaum partisan Yugoslavia setiap kali berhasil menangkis serangan tersebut. Tatkala bantuan pasukan darat Jerman tiba di tempat tersebut, praktis semua satuan komando SS yang diterjunkan ke tempat itu telah tersapu bersih dengan korban tewas 250 orang dan 880 lainnya terluka. Karena itu, tidak mengherankan bila Skorzeny enggan dikait-kaitkan dengan operasi komandonya yang gagal tersebut.

Menggulung pemerintah Hongaria
Ketika angin peperangan mulai berbalik arah dengan terpukulnya Jerman di Front TImud dan terusir dari Rumania dan Bulgaria pada Agustus 1944, Hitler pun was-was akan kemungkinan sekutunya, Hongaria, akan membelot dan berpihak kepada musuh. Firasat Hitler memang terbukti benar karena pemimpin Hongaria, Laksamana Miklos Horthy, diam-diam telah membuka kontak dengan sekutu. Skorzeny kemudian dikirim ke Budapest untuk operasi intelijen dan berhasil memasuki lingkungan dalam pemerintah Horthy. Ketika pasukan Jerman di Budapest ditarik menghadapi Tentara Merah dalam bulan Oktober, diperkirakan Horthy akan bertindak karena ada kevakuman kekuatan Jerman.

Skorzeny mendahului bergerak. Ia memancing putra Horthy ke dalam jebakan, menangkapnya dan menjadikannya sandera agar ayahnya tetap loyal kepada Jerman. Pimpinan militer Jerman kemudian memutuskan untuk menggulingkan Horthy dan menugaskan Jenderal SS, Erich von dem Bach-Zelewski sebagai pelaksananya. Jenderal ini baru saja memadamkan pemberontakan di Warsawa dengan kejam, dan di Budapest pun ia bermaksud memberi pelajaran terhadap orang Hongaria. Untuk itu, ia akan mengerahkan pasukan SS menyerbu Budapest serta menghancurkan Benteng Burgberg dengan mortir raksasa Karl berkaliber 650 mm  yang dipasang di atas kereta api khusus. Namun, Skorzeny berhasil meyakinkan jenderal SS itu bahwa cara lain yang lebih halus dapat diterapkan, tidak perlu dengan hancur-hancuran.

Tanggal 15 Oktober Laksamana Horthy mengumumkan niatnya untuk bernegosiasi dengan Soviet, guna menyelamatkan Hungaria agar tidak menjadi kancah peperangan. Sore hari itu juga, Jerman memulai operasi Panzerfaust. Sementara elemen divisi kavaleri SS bergerak mengepung Burgberg, Skorzeny bersama pasukan komandonya dari Yon Payung SS ke-500 ditambah empat tank berat Tiger II bersiap menyerbu pusat pemerintahan Horthy. Esok paginya, iringan pasukan Skorzeny bergerak menuju Burgberg, dan tank-tanknya dengan mudah menggilas barikade yang dipasang tentara Hungaria. Selanjutnya Skorzeny dan anak buahnya dengan tangkas melumpuhkan pasukan Hungaria di sekitar perbentengan tersebut.

Tembak menembak sengit terjadi di Kementerian Peperangan, dengan beberapa kurban tewas di kedua pihak. Tetapi akhirnya PM Miklos Horthy tertangkap dan pemerintahannya digantikan pemerintahan boneka bentukan Jerman yang akan loyal kepada Berlin. Skorzeny sendiri yang mengawal Horthy ke tempat pengasingannya di Bavaria, Jerman Selatan.

Ke Garis Belakang Amerika
Nama Skorzeny telah melegenda, baik di Jerman maupun di kalangan pihak musuh. Hal ini terutama karena kepandaian propaganda Nazi yang mengeksploitir dan membesar-besarkannya. Hitler sendiri sampai menyebut Skorzeny sebagai “orang yang paling berbahaya di Eropa”. Karena itu, ketika menjelang akhir 1944 dan Jerman mengalami kekalahan di Normandia serta Sekutu bergerak menuju perbatasan Jerman, Hitler bermaksud melancarkan serangan balik yang menentukan. Ia begitu yakin  bahwa serangan ini akan menghancurkan sekutu dan mengusir mereka ke laut lagi sehingga Jerman dapat memusatkan kekuatannya untuk menahan tekanan Tentara Merah di timur.

Serangan balik yang harus memiliki unsur pengejutan ini akan dilancarkan mulai di hutan Ardennes di Belgia. Sebelum para perwira senior Jerman lainnya diberitahu Hitler mengenai rencananya itu, Skorzeny telah dipanggil lebih dulu dan memperoleh tugas memperlancar operasi besar tersebut. Pasukan komando SS dalam jumlah cukup besar harus mampu menyusup ke garis belakang Amerika guna menguasai jembatan, depot bahan bakar dan tempat strategis lainnya. Intinya untuk membukakan pintu bagi kedatangan pasukan Panzer Jerman. Selain itu juga untuk membuat kekacauan di antara pasukan musuh dengan perang urat syaraf termasuk isu untuk membunuh panglima Sekutu Jenderal Eisenhower.

Skorzeny mengerahkan prajurit yang mampu berbahasa Inggris dengan baik. Dari sekitar 200 yang terdaftar hanya 10 orang yang benar-benar dapat dikategorikan bisa menyamar menjadi “GI”, tentara Amerika, karena mereka kelahiran AS. Usahanya untuk membentuk unit tentara Amerika tiruan tidak begitu berhasil, karena selain kurangnya personel yang memenuhi syarat, juga kendaraan dan persenjataan hasil rampasan dari musuh tidak banyak yang dapat ia manfaatkan. Ia hanya diberi dua tank Sherman, 50 jeep, dan 70 truk eks-Amerika. Karena itu, Skorzeny harus mengubah bentuk tank Panther Jerman seolah-olah mirip tank sekutu, yang ia masukkan dalam Brigade Panzer ke-150.

Tatkala serangan besar Jerman mulai dibuka pada 16 Desember, tidak semuanya berjalan mulus sesuai rencana. Pasukan tanknya terjebak dalam kemacetan kendaraan lainnya. Sekalipun demikian, sejumlah elemen pasukan komandonya berhasil menyusup ke garis belakang Amerika, melakukan sabotase, memindah-mindahkan papan arah lalu lintas, memotong kabel telepon serta memata-matai dan melaporkan gerakan tentara Amerika.

Satuan komando yang  mengenakan seragam pasukan Amerika ini berhasil membuat kekacauan yang berlebihan di antara musuhnya sehingga di kalangan tentara Amerika sendiri timbul saling curiga. Markas besar Eisenhower di dekat Paris langsung dijadikan benteng pertahanan yang superketat karena munculnya pengakuan atau bualan seorang Komando Skorzeny yang tertangkap, bahwa ia ditugaskan ke Paris untuk membunuh Eisenhower.

Dalam ofensif terakhirnya di front Barat itu, Pasukan Jerman berhasil memukul mundur Amerika di Ardennes sampai akhirnya mereka tertahan di Bastogne setelah pasukan tank Jenderal Manteuffel kalah cepat mencapai kota itu dibandingkan bala bantuan Amerika. Dalam pertempuran Ardennes, terjadi peristiwa pembunuhan terhadap para tawanan Amerika oleh Pasukan SS pimpinan Kolonel Jochen Peiper, yang setelah perang dijatuhi hukuman mati namun akhirnya dibebaskan. Nasib lebih buruk dialami oleh para prajurit komando Skorzeny yang tertangkap mengenakan seragam Amerika. Mereka langsung ditembak di tempat atau dieksekusi setelah diadili secara kilat.

Ofensif Jerman akhirnya gagal setelah cuaca buruk yang semula membantuk mereka berangsur membaik sejak Natal 1944 sehingga pesawat tempur sekutu dapat mengudara kembali untuk ikut menghantam pasukan Jerman. Sisa pasukan komando Skorzeny kemudian bertugas di timur dan berfungsi sebagai satuan infanteri sampai tergilas oleh ofensif Uni Sovyet ke Berlin. Otto Skorzeny sendiri luput dari tangan Rusia dan tertawan sekutu. Amerika berusaha mendakwanya sebagai penjahat perang karena menyuruh anak buahnay mengenakan seragam Amerika, namun kemudian dibebaskan dari dakwaan setelah ada perwira Inggris yang bersaksi bahwa komando sekutu pun ada yang bertempur dalam seragam tentara Jerman. Tahun 1947, Skorzeny berhasil meloloskan diri dari kamp tawanan dan lari ke Argentina. Dari sana ia ikut membantu para tokoh Nazi melarikan diri dari Jerman dan memperoleh identitas baru. Berbeda dengan kebanyakan eks-Nazi lainnya, ia tidak pernah menutup dirinya. Ia malah menulis buku memoir dan memberikan wawancara pers, membesar-besarkan peranan dan prestasinya. Skorzeny kemudian menjadi pengusaha semen dan meninggal dunia tahun 1975 di Madrid.
 
sumber: http://sejarah-militer.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar