Sabtu, 20 Agustus 2011

Shalahuddin al Ayyubi

Perang Salib



Jerussalem merupakan kota Suci bagi ketiga agama samawi, Islam, Yahudi dan Nasrani. Di kota inilah letaknya Masjidil Aqsa yang menjadi Kiblat pertama umat Islam sebelum beralih ke Baitullah di Makkah. Di masa Khalifah Umar bin Khattab (13-23 H/634-644 M) Jerussalam dikuasai oleh umat Islam secara damai. Khalifah Umar datang ke Jerussalem untuk menerima penyerahan kota Suci itu atas persetujuan Uskup Agung Sophronius. Berabad abad lamanya kota itu berada di bawah kekuasaan Islam, tapi penduduknya bebas memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing. Orang-orang Nasrani dari Eropa datang untuk beribadah dalam jumlah yang besar dengan membawa obor dan pedang seperti tentara. Sebagian dari mereka mempermainkan pedang dengan dikelilingi pasukan gendang dan seruling dan diiringi oleh pasukan bersenjata lengkap. Sebelum Jerussalem dikuasai Kerajaan Seljuk tahun 1070 M, upacara seperti itu dibiarkan saja oleh umat Islam, atas dasar toleransi agama. Akan tetapi setelah Kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu tidak dibenarkan, dengan alasan keselamatan. Malangnya, tindakan Seljuk itu membuat orang-orang Nasrani merasa kebebasan agamanya telah dicabuli oleh orang-orang Islam dan menyeru agar Tanah Suci itu dibebaskan dari genggaman umat Islam. Patriach Ermite adalah seorang yang paling lantang dalam mengobarkan kemarahan orang Nasrani. Dalam usahanya untuk menarik simpati umat Nasrani, Ermite berkeliling Eropa dengan mengenderai keledai sambil memikul kayu Salib. Dia berpidato di dalam gereja, di jalan raya dan di pasar-pasar. Dia menceritakan dengan kebohongan kalau orang Nasrani telah dihina dan dizalimi oleh umat Islam di Jerussalem. Hasutan Ermite berhasil mempengaruhi Paus Urbanus II untuk memberikan ampunan bagi yang bersedia mengikuti Perang Suci tersebut. Maka keluarlah ribuan umat Nasrani untuk mengikuti perang suci. Mereka yang ingin mengikuti perang ini diperintahkan agar meletakkan tanda Salib di badannya, oleh karena itulah perang ini disebut Perang Salib. Patriach Ermite berangkat dengan 300.000 pasukan menuju Jerussalem. Sepanjang perjalanan, mereka di izinkan merampok, memperkosa, dan minum-minuman keras. Setiap penduduk negeri yang dilaluinya, selalu menyanjung-nyanjung dan memberikan bantuan seperlunya. Akan tetapi sesampainya di Hongaria dan Bulgaria, sambutan sangat dingin, menyebabkan pasukan Salib marah dan merampas harta benda penduduk. Penduduk di dua negeri ini tidak tinggal diam. Walaupun mereka sama-sama beragama Nasrani, mereka tidak senang dan membalas perlakuan ini. Terjadilah pertempuran sengit yang sangat mengerikan. Dari 300.000 pasukan Salib, hanya 7000 saja yang selamat. Pada saat pasukan Salib mendarat di pantai Asia kecil, pasukan Muslimin yang di pimpin oleh Sultan Kalij Arselan telah menyambutnya dengan hayunan pedang. Maka terjadilah pertempuran sengit yang berakhir dengan hancur binasanya seluruh pasukan Salib itu.

Kaum Salib Mengganas
Setelah kaum Salib yang dipimpin oleh Rahib itu musnah, muncullah pasukan Salib yang dipimpin oleh anak Raja Godfrey dari Lorraine Perancis, Bohemund dari Normandy dan Raymond dari Toulouse. Mereka berkumpul di Konstantinopel dengan kekuatan 150.000 pasukan, kemudian menyeberang selat Bosfur dan melanggar wilayah Islam. Pasukan Muslimin yang hanya berkekuatan 50.000 orang bertahan mati-matian di bawah pimpinan Sultan Kalij Arselan. Satu persatu Benteng kaum Muslimin jatuh ke tangan kaum Salib, memaksa Kalij Arselan mundur sambil menyusun kekuatan dan taktik baru. Bala bantuan kaum Salib datang dari mana-mana sedangkan Kalij Arselan tidak dapat mengharapkan bantuan dari negara-negara Islam yang lain, karena mereka sibuk dengan kemelut dalam negeri masing-masing. Setelah terjadi pertempuran yang cukup lama, akhirnya kaum salib dapat mengepung Baitul Maqdis, tapi penduduk kota Suci itu tidak mau menyerah begitu saja. Mereka berjuang mempertahankan kota Suci itu selama satu bulan. Akhirnya pada 15 Juli 1099 M, Baitul Maqdis jatuh ke tangan pasukan Salib.

Kemunculan Panglima Shalahuddin
Jatuhnya Baitul Maqdis ke tangan kaum Salib telah mengejutkan para pemimpin Islam. Mereka tidak menyangka kota Suci yang telah dikuasai selama lebih 500 tahun terlepas dalam sekejap mata. Mereka sadar akan kekeliruannya karena berpecah belah. Setiap penguasa Islam mulai bersatu untuk merebut kembali kota Suci tersebut. Di antara pemimpin yang paling gigih dalam usaha menghalau tentara Salib itu ialah Imamuddin Zanki dan diteruskan oleh anaknya Emir Nuruddin Zanki dengan dibantu oleh panglima Asasuddin Syirkuh. Pada tahun 549 H/1154 M, panglima Asasuddin Syirkuh memimpin tentaranya merebut Damsyik. Shalahuddin yang ketika itu berusia 16 tahun turut serta sebagai pejuang. Pada tahun 558 H/1163 M, panglima Asasuddin membawa Shalahuddin Al-Ayyubi untuk menundukkan Daulat Fatimiyah di Mesir. Usahanya berhasil. Khalifah Daulat Fatimiyah terakhir Adhid Lidinillah dipaksa oleh Asasuddin Syirkuh untuk menandatangani perjanjian. Akan tetapi, Wazir besar Shawar merasa iri melihat kekuasan Syirkuh semakin besar. Dengan sembunyi-sembunyi Shawar pergi ke Baitul Maqdis, meminta bantuan pasukan Salib untuk menghalau Syirkuh dari Mesir. Pasukan Salib yang dipimpin oleh King Almeric dari Jerussalem menerima permintaan tersebut. Maka terjadilah pertempuran antara pasukan Asasuddin dengan King Almeric yang berakhir dengan kekalahan Asasuddin. Setelah menerima syarat damai dari kaum Salib, panglima Asasuddin dan Shalahuddin diperbolehkan pulang ke Damsyik. Kerjasama Wazir besar Shawar dengan orang kafir itu telah menimbulkan kemarahan Emir Nuruddin Zanki dan para pemimpin Islam lainnya termasuk Baghdad. Lalu dipersiapkannya tentara besar yang tetap dipimpin oleh panglima Syirkuh dan Shalahuddin Al-Ayyubi untuk menghukum si pengkhianat Shawar. Panglima Shirkuh dan Shalahuddin mulai maju ke ibu kota Kaherah dan mendapat tentangan dari pasukan Wazir Shawar. Akan tetapi pasukan Shawar hanya dapat bertahan sebentar, dia sendiri melarikan diri dan bersembunyi. Suatu hari panglima Shalahuddin Al-Ayyubi berziarah ke makam seorang wali Allah di Mesir, ternyata Wazir Besar Shawar dijumpai bersembunyi di situ. Shalahuddin segera menangkap dan dibawanya ke istana untuk dihukum mati. Khalifah Al-Adhid melantik panglima Asasuddin Syirkuh menjadi Wazir Besar menggantikan Shawar. Wazir Baru itu segera melakukan perbaikan di setiap institusi kerajaan secara bertahap. Sementara panglima Shalahuddin Al-Ayyubi diperintahkan membawa pasukannya mengadakan pembersihan di kota-kota sepanjang sungai Nil hingga Assuan termasuk bandar perdagangan Iskandariah.

Menutup Daulah Fatimiyah
Wazir Besar Syirkuh tidak lama memegang jabatannya, karena beliau wafat pada tahun 1169 M. Khalifah Al-Adhid melantik panglima Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi Wazir Besar menggantikan Syirkuh dengan mendapat persetujuan pembesar Kurdi dan Turki. Walaupun berkhidmat di bawah Khalifah Daulat Fatimiah, Shalahuddin tetap menganggap Emir Nuruddin Zanki sebagai ketuanya. Nuruddin Zanki berulang kali mendesak Shalahuddin agar menangkap Khalifah Al-Adhid dan mengakhiri kekuasaan Daulat Fatimiah untuk seterusnya diserahkan kepada Daulat Abbasiah di Baghdad. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Daulat Fatimiah yang berkuasa selama 270 tahun. Pengembalian kekuasaan kepada golongan Sunni itu disambut meriah di seluruh wilayah Islam, lebih-lebih di Baghdad dan Syiria.

Menyatupadukan Kekuasaan Islam
Walaupun sangat pandai mengatur strategi, Shalahuddin tidak mau menipu atasan demi kekuasaan dunia. Karena apa yang dikerjakannya selama ini hanyalah untuk menghalau tentara Salib dari bumi Jerussalem. Untuk tujuan ini, beliau berusaha menyatukan wilayah Islam terlebih dahulu, kemudian membersihkan pengkhianat agar peristiwa Wazir Besar Shawar tidak terulang lagi. Di Mesir, beliau telah berkuasa penuh, tapi masih tetap setia pada kepimpinan Nuruddin Zanki dan Khalifah di Baghdad. Tahun 1173 M, Emir Nuruddin Zanki wafat dan digantikan oleh puteranya Ismail yang ketika itu baru berusia 11 tahun dan bergelar Mulk al Shalih. Para ulama dan pembesar menginginkan agar Shalahudin mengambil alih kekuasaan karena tidak suka kepada Mulk al-Shalih yang kurang bertanggungjawab. Akan tetapi Shalahuddin tetap setia bahkan mengabadikannya pada mata uang syiling. Tidak lama kemudian Ismail wafat, maka Shalahuddin menyatukan Syria dengan Mesir dan menciptakan Emirat Al-Ayyubiyah dengan beliau sendiri sebagai amir yang pertama. Tidak berapa lama, Sultan Shalahuddin dapat menggabungkan An-Nubah, Sudan, Yaman dan Hijaz ke dalam kekuasaannya. Negara di Afrika yang telah diduduki oleh pasukan Salib dari Normandy, juga telah dapat direbut dalam waktu yang singkat. Dengan ini kekuasaan Shalahuddin cukup besar untuk mengusir tentara kafir Nasrani yang menduduki Baitul Maqdis selama puluhan tahun.

Perjuangan Merebut Baitul Maqdis
Setelah merasa kuat, Sultan Shalahuddin berusaha untuk memusnahkan tentara Salib yang menduduki Baitul Maqdis. Siasat yang pertama kali dijalankannya adalah mengajak tentara Salib untuk berdamai. Pada lahirnya, kaum Salib memandang bahwa Shalahuddin telah menyerah kalah, lalu mereka menerima perdamaian ini dengan sombong. Shalahudin sudah menyangka kalau orang-orang Nasrani itu akan mengkhianati perjanjian, hal ini akan menjadi alasan bagi beliau untuk melancarkan serangan. Ternyata memang betul, baru sebentar perjanjian ditandatangani, kaum Salib telah melanggarnya. Sultan Shalahuddin, segera bergerak melancarkan serangan, tapi kali ini masih gagal. Beliau kembali ke markasnya dan menyusun kekuatan yang lebih besar.

Kembali Ke Pangkuan Kaum Muslimin
Setelah melalui berbagai peperangan, sampailah Shalahuddin pada maklumat utamanya yaitu merebut Baitul Maqdis. Kini beliau mengepung Jerussalem selama 40 hari, membuat penduduk dalam kota itu tidak dapat berbuat apa-apa. Waktu itu tentara pertahanan jerussalem sekitar 60.000 pasukan. Pada awalnya Shalahuddin meminta agar kota Suci diserahkan secara damai. Beliau tidak ingin bertindak seperti yang dilakukan oleh Godfrey dan orang-orangnya pada tahun 1099 untuk membalas dendam. Akan tetapi pihak Nasrani telah menolak tawaran baik dari Shalahuddin, bahkan mereka mengangkat Komandan Perang untuk mempertahankan kota itu. Karena mereka menolak seruan, Shalahuddin pun bersumpah akan membunuh semua orang Nasrani di dalam kota itu sebagai balas dendam atas peristiwa 90 tahun yang lalu. Mulailah pasukan Muslimin melancarkan serangan atas kota itu. Setelah berlangsung serangan selama empat belas hari, pemimpin kaum Salib mulai gentar melihat kegigihan dan kekuatan pasukan Muslim yang hanya tinggal menunggu waktu untuk bisa masuk ke benteng. Beberapa pemimpin Nasrani keluar menemui Shalahuddin, untuk menyerahkan kota Suci secara damai dan minta agar nyawa mereka diselamatkan. Akan tetapi Shalahudin menolak sambil berkata: “Aku tidak akan menaklukkan kota ini kecuali dengan kekerasan sebagaimana kamu dahulu menaklukkannya dengan kekerasan. Aku tidak akan membiarkan seorang Nasrani pun melainkan akan kubunuh sebagaimana engkau membunuh semua Muslimin di kota ini. Setelah usaha diplomatik mereka tidak berhasil, Datuk Bandar Jerussalem sendiri datang menghadap Shalahudin dengan merendah diri, membujuk dan merayu dengan segala cara. Akhirnya ketua Nasrani itu berkata: “Jika tuan tidak mau berdamai dengan kami, kami akan balik dan membunuh semua tahanan (terdiri dari kaum Muslimin sejumlah 4000 orang) yang ada pada kami. Kami juga akan membunuh anak cucu dan istri-istri kami. Setelah itu kami akan hanguskan rumah dan bangunan yang ada, semua harta dan perhiasan juga akan kami dibakar. Kami juga akan memusnahkan Kubah Shahra’, Setelah itu, kami akan keluar untuk berperang mati-matian, karena sudah tidak ada lagi yang kami harapkan. Jika demikian, kebaikan apalagi yang tuan harapkan?” Setelah mendengar kata-kata nekat itu, Sultan Shalahuddin merasa kasihan dan bersedia untuk berdamai. Beliau meminta nasihat para ulama yang mendampinginya mengenai sumpah yang telah diucapkannya. Para ulama mengatakan bahwa beliau mesti menebus sumpahnya dengan membayar Kifarat sebagaimana yang telah disyariatkan. Pada hari Jum’at 27 Rajab 583 Hijrah, Sultan Shalahuddin bersama kaum Muslimin memasuki Baitul Maqdis. Mereka melaungkan “Allahu Akbar” dan bersyukur kehadirat Allah Swt. Air mata kegembiraan menetes di setiap pipi kaum Muslimin. Pada hari Jum’at tersebut, kaum Muslimin tidak sempat melaksanakan sholat Jum’at di Masjidil Aqsa karena sempitnya waktu. Mereka terpaksa membersihkan Masjid itu dari babi, kayu-kayu salib, gambar-gambar rahib dan patung-patung yang dipertuhankan oleh kaum Nasrani. Barulah pada Jum’at berikutnya mereka melaksanakan solat Jum’at di Masjidil Aqsa buat pertama kalinya dalam masa 92 tahun. Kejatuhan Jerussalem ke tangan kaum Muslimin telah membuat Eropa marah. Mereka melancarkan kutipan yang disebut “Saladin tithe”, yakni derma wajib untuk melawan Shalahuddin yang hasilnya digunakan untuk membiayai perang Salib. Dengan angkatan perang yang besar, beberapa orang raja Eropa berangkat untuk merebut kota Suci itu. Maka terjadilah perang Salib ketiga yang sangat sengit. Namun, Shalahuddin masih dapat mempertahankan Jerussalem hingga perang tamat. Setahun selepas perang Salib ke tiga itu, Sultan Shalahuddin pulang kerahmatullah. Tetapi saat ini Baitul Maqdis yang telah direbut dan dipertahankan oleh Sultan shalahudin al ayyubi dan pasukannnya telah dikuasai oleh Zionis Yahudi dengan negaranya Israil yang dibantu oleh Amerika. Jika sekiranya ada kepala negara yang bersifat seperti Sultan Shalahuddin di Timur Tengah sana, Insya Allah Baitul Maqdis dapat direbut semula oleh kaum Muslimin.

Dikutip dari almihrab.com

Minggu, 07 Agustus 2011

Dahsyatnya Sedekah

Rumah Iseng - Kedatangan bulan Ramadhan setiap tahunnya tak henti menjadi penghibur hati orang mukmin. Bagaimana tidak, beribu keutamaan ditawarkan di bulan ini. Pahala diobral, ampunan Allah bertebaran memenuhi setiap ruang dan waktu. Seorang yang menyadari kurangnya bekal yang dimiliki untuk menghadapi hari penghitungan kelak, tak ada rasa kecuali sumringah menyambut Ramadhan. Insan yang menyadari betapa dosa melumuri dirinya, tidak ada rasa kecuali bahagia akan kedatangan bulan Ramadhan.
Mukmin Sejati Itu Dermawan 
Salah satu pintu yang dibuka oleh Allah untuk meraih keuntungan besar dari bulan Ramadhan adalah melalui sedekah. Islam sering menganjurkan umatnya untuk banyak bersedekah. Dan bulan Ramadhan, amalan ini menjadi lebih dianjurkan lagi. Dan demikianlah sepatutnya akhlak seorang mukmin, yaitu dermawan. Allah dan Rasul-Nya memerintahkan bahkan memberi contoh kepada umat Islam untuk menjadi orang yang dermawan serta pemurah. Ketahuilah bahwa kedermawanan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, sebagaimana hadits:
إن الله تعالى جواد يحب الجود ويحب معالي الأخلاق ويكره سفسافها
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk.” (HR. Al Baihaqi, di shahihkan Al Albani dalam Shahihul Jami’, 1744)
Dari hadits ini demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pelit dan bakhil adalah akhlak yang buruk dan bukanlah akhlak seorang mukmin sejati. Begitu juga, sifat suka meminta-minta, bukanlah ciri seorang mukmin. Bahkan sebaliknya seorang mukmin itu banyak memberi. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
اليد العليا خير من اليد السفلى واليد العليا هي المنفقة واليد السفلى هي السائلة
“Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah. Tangan di atas adalah orang yang memberi dan tangan yang dibawah adalah orang yang meminta.” (HR. Bukhari no.1429, Muslim no.1033)
Selain itu, sifat dermawan jika di dukung dengan tafaqquh fiddin, mengilmui agama dengan baik, sehingga terkumpul dua sifat yaitu alim dan juud (dermawan), akan dicapai kedudukan hamba Allah yang paling tinggi. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّما الدنيا لأربعة نفر: عبد رزقه الله مالاً وعلماً فهو يتقي فيه ربه ويصل فيه رحمه، ويعلم لله فيه حقاً فهذا بأفضل المنازل
“Dunia itu untuk 4 jenis hamba: Yang pertama, hamba yang diberikan rizqi oleh Allah serta kepahaman terhadap ilmu agama. Ia bertaqwa kepada Allah dalam menggunakan hartanya dan ia gunakan untuk menyambung silaturahim. Dan ia menyadari terdapat hak Allah pada hartanya. Maka inilah kedudukan hamba yang paling baik.” (HR. Tirmidzi, no.2325, ia berkata: “Hasan shahih”)
Keutamaan Bersedekah
Allah Subhanahu Wa Ta’ala benar-benar memuliakan orang-orang yang bersedekah. Ia menjanjikan banyak keutamaan dan balasan yang menakjubkan bagi orang-orang yang gemar bersedekah. Terdapat ratusan dalil yang menceritakan keberuntungan, keutamaan, kemuliaan  orang-orang yang bersedekah. Ibnu Hajar Al Haitami mengumpulkan ratusan hadits mengenai keutamaan sedekah dalam sebuah kitab yang berjudul Al Inaafah Fimaa Ja’a Fis Shadaqah Wad Dhiyaafah, meskipun hampir sebagiannya perlu dicek keshahihannya. Banyak keutamaan ini seakan-akan seluruh kebaikan terkumpul dalam satu amalan ini, yaitu sedekah. Maka, sungguh mengherankan bagi orang-orang yang mengetahui dalil-dalil tersebut dan ia tidak terpanggil hatinya serta tidak tergerak tangannya untuk banyak bersedekah.
Diantara keutamaan bersedekah antara lain:
1. Sedekah dapat menghapus dosa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار
“Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi, 614)
Diampuninya dosa dengan sebab sedekah di sini tentu saja harus disertai taubat atas dosa yang dilakukan. Tidak sebagaimana yang dilakukan sebagian orang yang sengaja bermaksiat, seperti korupsi, memakan riba, mencuri, berbuat curang, mengambil harta anak yatim, dan sebelum melakukan hal-hal ini ia sudah merencanakan untuk bersedekah setelahnya agar ‘impas’ tidak ada dosa. Yang demikian ini tidak dibenarkan karena termasuk dalam merasa aman dari makar Allah, yang merupakan dosa besar. Allah Ta’ala berfirman:
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 99)
2. Orang yang bersedekah akan mendapatkan naungan di hari akhir.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang 7 jenis manusia yang mendapat naungan di suatu, hari yang ketika itu tidak ada naungan lain selain dari Allah, yaitu hari akhir. Salah satu jenis manusia yang mendapatkannya adalah:
رجل تصدق بصدقة فأخفاها، حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه
“Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1421)
3. Sedekah memberi keberkahan pada harta.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ما نقصت صدقة من مال وما زاد الله عبدا بعفو إلا عزا
“Harta tidak akan berkurang dengan sedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kewibawaan baginya.” (HR. Muslim, no. 2588)
Apa yang dimaksud hartanya tidak akan berkurang? Dalam Syarh Shahih Muslim, An Nawawi menjelaskan: “Para ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud disini mencakup 2 hal: Pertama, yaitu hartanya diberkahi dan dihindarkan dari bahaya. Maka pengurangan harta menjadi ‘impas’ tertutupi oleh berkah yang abstrak. Ini bisa dirasakan oleh indera dan kebiasaan. Kedua, jika secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut ‘impas’ tertutupi pahala yang didapat, dan pahala ini dilipatgandakan sampai berlipat-lipat banyaknya.”
4. Allah melipatgandakan pahala orang yang bersedekah.
Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)
5. Terdapat pintu surga yang hanya dapat dimasuki oleh orang yang bersedekah.
من أنفق زوجين في سبيل الله، نودي في الجنة يا عبد الله، هذا خير: فمن كان من أهل الصلاة دُعي من باب الصلاة، ومن كان من أهل الجهاد دُعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصدقة دُعي من باب الصدقة
“Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat, yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.” (HR. Bukhari no.3666, Muslim no. 1027)
6. Sedekah akan menjadi bukti keimanan seseorang.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
والصدقة برهان
“Sedekah adalah bukti.” (HR. Muslim no.223)
An Nawawi menjelaskan: “Yaitu bukti kebenaran imannya. Oleh karena itu shadaqah dinamakan demikian karena merupakan bukti dari Shidqu Imanihi (kebenaran imannya)”
7. Sedekah dapat membebaskan dari siksa kubur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إن الصدقة لتطفىء عن أهلها حر القبور
“Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR. Thabrani, di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib, 873)
8. Sedekah dapat mencegah pedagang melakukan maksiat dalam jual-beli
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يا معشر التجار ! إن الشيطان والإثم يحضران البيع . فشوبوا بيعكم بالصدقة
“Wahai para pedagang, sesungguhnya setan dan dosa keduanya hadir dalam jual-beli. Maka hiasilah jual-beli kalian dengan sedekah.” (HR. Tirmidzi no. 1208, ia berkata: “Hasan shahih”)
9. Orang yang bersedekah merasakan dada yang lapang dan hati yang bahagia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan permisalan yang bagus tentang orang yang dermawan dengan orang yang pelit:
مثل البخيل والمنفق ، كمثل رجلين ، عليهما جبتان من حديد ، من ثديهما إلى تراقيهما ، فأما المنفق : فلا ينفق إلا سبغت ، أو وفرت على جلده ، حتى تخفي بنانه ، وتعفو أثره . وأما البخيل : فلا يريد أن ينفق شيئا إلا لزقت كل حلقة مكانها ، فهو يوسعها ولا تتسع
“Perumpamaan orang yang pelit dengan orang yang bersedekah seperti dua orang yang memiliki baju besi, yang bila dipakai menutupi dada hingga selangkangannya. Orang yang bersedekah, dikarenakan sedekahnya ia merasa bajunya lapang dan longgar di kulitnya. Sampai-sampai ujung jarinya tidak terlihat dan baju besinya tidak meninggalkan bekas pada kulitnya. Sedangkan orang yang pelit, dikarenakan pelitnya ia merasakan setiap lingkar baju besinya merekat erat di kulitnya. Ia berusaha melonggarkannya namun tidak bisa.” (HR. Bukhari no. 1443)
Dan hal ini tentu pernah kita buktikan sendiri bukan? Ada rasa senang, bangga, dada yang lapang setelah kita memberikan sedekah kepada orang lain yang membutuhkan.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang mengabarkan tentang manfaat sedekah dan keutamaan orang yang bersedekah. Tidakkah hati kita terpanggil?
Kedermawanan Rasulullah di Bulan Ramadhan
Rasul kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, teladan terbaik bagi kita, beliau adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih dahsyat lagi di bulan Ramadhan. Hal ini diceritakan oleh Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)
Dari hadits di atas diketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada dasarnya adalah seorang yang sangat dermawan. Ini juga ditegaskan oleh Anas bin Malik radhiallahu’anhu:
كان النبي صلى الله عليه وسلم أشجع الناس وأجود الناس
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling berani dan paling dermawan.” (HR. Bukhari no.1033, Muslim no. 2307)
Namun bulan Ramadhan merupakan momen yang spesial sehingga beliau lebih dermawan lagi. Bahkan dalam hadits, kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan melebihi angin yang berhembus. Diibaratkan demikian karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat ringan dan cepat dalam memberi, tanpa banyak berpikir, sebagaimana angin yang berhembus cepat. Dalam hadits juga angin diberi sifat ‘mursalah’ (berhembus), mengisyaratkan kedermawanan Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki nilai manfaat yang besar, bukan asal memberi, serta terus-menerus sebagaimana angin yang baik dan bermanfaat adalah angin yang berhembus terus-menerus. Penjelasan ini disampaikan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari.
Oleh karena itu, kita yang mengaku meneladani beliau sudah selayaknya memiliki semangat yang sama. Yaitu semangat untuk bersedekah lebih sering, lebih banyak dan lebih bermanfaat di bulan Ramadhan, melebihi bulan-bulan lainnya.
Dahsyatnya Sedekah di Bulan Ramadhan
Salah satu sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan untuk lebih bersemangat dalam bersedekah di bulan Ramadhan adalah karena bersedekah di bulan ini lebih dahsyat dibanding sedekah di bulan lainnya. Diantara keutamaan sedekah di bulan Ramadhan adalah:
1. Puasa digabungkan dengan sedekah dan shalat malam sama dengan jaminan surga.
Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang agung, bahkan pahala puasa tidak terbatas kelipatannya. Sebagaimana dikabarkan dalam sebuah hadits qudsi:
كل عمل ابن آدم له الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف قال عز و جل : إلا الصيام فإنه لي و أنا الذي أجزي به
“Setiap amal manusia akan diganjar kebaikan semisalnya sampai 700 kali lipat. Allah Azza Wa Jalla berfirman: ‘Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.’” (HR. Muslim no.1151)
Dan sedekah, telah kita ketahui keutamaannya. Kemudian shalat malam, juga merupakan ibadah yang agung, jika didirikan di bulan Ramadhan dapat menjadi penghapus dosa-dosa yang telah lalu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من قام رمضان إيماناً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه
“Orang yang shalat malam karena iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no.37, 2009, Muslim, no. 759)
Ketiga amalan yang agung ini terkumpul di bulan Ramadhan dan jika semuanya dikerjakan balasannya adalah jaminan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إن في الجنة غرفا يرى ظاهرها من باطنها وباطنها من ظاهرها أعدها الله لمن ألان الكلام وأطعم الطعام وتابع الصيام وصلى بالليل والناس نيام
“Sesungguhnya di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar. Allah menganugerahkannya kepada orang yang berkata baik, bersedekah makanan, berpuasa, dan shalat dikala kebanyakan manusia tidur.” (HR. At Tirmidzi no.1984, Ibnu Hibban di Al Majruhin 1/317, dihasankan Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/47, dihasankan Al Albani di Shahih At Targhib, 946)
2. Mendapatkan tambahan pahala puasa dari orang lain.
Kita telah mengetahui betapa besarnya pahala puasa Ramadhan. Bayangkan jika kita bisa menambah pahala puasa kita dengan pahala puasa orang lain, maka pahala yang kita raih lebih berlipat lagi. Subhanallah! Dan ini bisa terjadi dengan sedekah, yaitu dengan memberikan hidangan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من فطر صائما كان له مثل أجره ، غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيئا
“Orang yang memberikan hidangan berbuka puasa kepada orang lain yang berpuasa, ia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa sedikitpun mengurangi pahalanya.” (HR. At Tirmidzi no 807, ia berkata: “Hasan shahih”)
Padahal hidangan berbuka puasa sudah cukup dengan tiga butir kurma atau bahkan hanya segelas air, sesuatu yang mudah dan murah untuk diberikan kepada orang lain.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa dengan beberapa ruthab (kurma basah), jika tidak ada maka dengan beberapa tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air.” (HR. At Tirmidzi, Ahmad, Abu Daud, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi, 696)
Betapa Allah Ta’ala sangat pemurah kepada hamba-Nya dengan membuka kesempatan menuai pahala begitu lebarnya di bulan yang penuh berkah ini.
3. Bersedekah di bulan Ramadhan lebih dimudahkan.
Salah satu keutamaan bersedekah di bulan Ramadhan adalah bahwa di bulan mulia ini, setiap orang lebih dimudahkan untuk berbuat amalan kebaikan, termasuk sedekah. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya manusia mudah terpedaya godaan setan yang senantiasa mengajak manusia meninggalkan kebaikan, setan berkata:
فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.” (Qs. Al A’raf: 16)
Sehingga manusia enggan dan berat untuk beramal. Namun di bulan Ramadhan ini Allah mudahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan, sebagaimana dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة ، وغلقت أبواب النار ، وصفدت الشياطين
“Jika datang bulan Ramadhan, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari no.3277, Muslim no. 1079)
Dan pada realitanya kita melihat sendiri betapa suasana Ramadhan begitu berbedanya dengan bulan lain. Orang-orang bersemangat melakukan amalan kebaikan yang biasanya tidak ia lakukan di bulan-bulan lainnya. Subhanallah.
Adapun mengenai apa yang diyakini oleh sebagian orang, bahwa setiap amalan sunnah kebaikan di bulan Ramadhan diganjar pahala sebagaimana amalan wajib, dan amalan wajib diganjar dengan 70 kali lipat pahala ibadah wajib diluar bulan Ramadhan, keyakinan ini tidaklah benar. Karena yang mendasari keyakinan ini adalah hadits yang lemah, yaitu hadits:
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة ، و قيام ليله تطوعا ، و من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه ، و من أدى فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه ، و هو شهر الصبر و الصبر ثوابه الجنة ، و شهر المواساة ، و شهر يزاد فيه رزق المؤمن ، و من فطر فيه صائما كان مغفرة لذنوبه ، و عتق رقبته من النار ، و كان له مثل أجره من غير أن ينتقص من أجره شيء قالوا : يا رسول الله ليس كلنا يجد ما يفطر الصائم ، قال : يعطي الله هذا الثواب من فطر صائما على مذقة لبن ، أو تمرة ، أو شربة من ماء ، و من أشبع صائما سقاه الله من الحوض شربة لايظمأ حتى يدخل الجنة ، و هو شهر أوله رحمة و وسطه مغفرة و آخره عتق من النار ،
“Wahai manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh berkah. Di dalamnya terdapat satu malam yang nilai (ibadah) di dalamnya lebih baik dari 1000 bulan. Allah menjadikan puasa pada siang harinya sebagai sebuah kewajiban, dan menghidupkan malamnya sebagai perbuatan sunnah (tathawwu’). Barangsiapa (pada bulan itu) mendekatkan diri (kepada Allah) dengan satu kebaikan, ia seolah-olah mengerjakan satu ibadah wajib pada bulan yang lain. Barangsiapa yang mengerjakan satu perbuatan wajib, ia seolah-olah mengerjakan 70 kebaikan di bulan yang lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran itu balasannya surga. Ia (juga) bulan tolong-menolong, di mana di dalamnya rezki seorang Mukmin bertambah (ditambah). Barangsiapa (pada bulan itu) memberikan buka  kepada seorang yang berpuasa, maka itu menjadi maghfirah (pengampunan) atas dosa-dosanya, penyelamatnya dari api neraka dan ia memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa (itu) sedikitpun.” Kemudian para Sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak semua dari kita memiliki makanan untuk diberikan sebagai buka orang yang berpuasa.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah memberikan pahala tersebut kepada orang yang memberikan buka dari sebutir kurma, atau satu teguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan yang permulaannya rahmat, pertengahannya maghfirah (ampunan) dan akhirnya pembebasan dari api neraka.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi, Al Hakim, Ibnu Khuzaimah (no. 1887) dan Al Ash-habani dalam At Targhib(178). Hadits ini didhaifkan oleh para pakar hadits seperti Al Mundziri dalam Targhib Wat Tarhib (2/115), juga oleh Dhiya Al Maqdisi di Sunan Al Hakim (3/400), bahkan dikatakan oleh Al Albani hadits ini Munkar, dalam Silsilah Adh Dhaifah (871).
Ringkasnya, walaupun tidak terdapat kelipatan pahala 70 kali lipat pahala ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, pada asalnya setiap amal kebaikan, baik di luar maupun di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan oleh Allah 10 sampai 700 kali lipat. Berdasarkan hadits:
إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها فعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبع مائة ضعف إلى أضعاف كثيرة
“Sesungguhnya Allah mencatat setiap amal kebaikan dan amal keburukan.” Kemudian Rasulullah menjelaskan: “Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, namun tidak mengamalkannya, Allah mencatat baginya satu pahala kebaikan sempurna.  Orang yang meniatkan sebuah kebaikan, lalu mengamalkannya, Allah mencatat pahala baginya 10 sampai 700 kali lipat banyaknya.” (HR. Muslim no.1955)
Oleh karena itu, orang yang bersedekah di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya 10 sampai 700 kali lipat karena sedekah adalah amal kebaikan, kemudian berdasarkan Al A’raf ayat 16 khusus amalan sedekah dilipatkan-gandakan lagi sesuai kehendak Allah. Kemudian ditambah lagi mendapatkan berbagai keutamaan sedekah. Lalu jika ia mengiringi amalan sedekahnya dengan puasa dengan shalat malam, maka diberi baginya jaminan surga. Kemudian jika ia tidak terlupa untuk bersedekah memberi hidangan berbuka puasa bagi bagi orang yang berpuasa, maka pahala yang sudah dilipatgandakan tadi ditambah lagi dengan pahala orang yang diberi sedekah. Jika orang yang diberi hidangan berbuka puasa lebih dari satu maka pahala yang didapat lebih berlipat lagi.
sumber : http://blog-rumah-iseng.blogspot.com

Operasi Pembesan Sandera Di Kedubes Iran London 1980

Orang-Orang Tangkas Dari S.A.S

SELURUH jaringan teve Inggris tiba-tiba menghentikan programnya. Pirsawan yang lagi asyik menyaksikan film Rio Lobo yang dibintangi John Wayne seketika menjadi marah. Tapi beberapa detik kemudian mereka membaca pengumuman bahwa akan ada siaran langsung mengenai operasi pembebasan sandera di kedutaan besar Iran di London. Malam itu (5 Mei), para pirsawan di Inggris menyaksikan suatu siaran hidup yang lebih mengasyikkan.

Sejak 5 orang teroris yang berasal dari Khuzistan menduduki gedung kedubes Iran, 30 April, beberapa stasiun teve sibuk mencari posisi untuk bisa menempatkan kamera masing-masing. Sementara kelompok anti atau pun pro Ayatullah Khomeini yang berada di London muncul dalam rentetan demonstrasi yang menambah repotnya polisi Inggris. Pada jam tertentu mereka melakukan shalat secara terpisah. Hal ini sempat menimbulkan ejekan. Beberapa pemuda Inggris yang menyaksikan mereka lagi sembahyang mencoba menirukannya dengan bercanda. Letak gedung itu berdekatan dengar Hyde Park, tempat siapa saja boleh berpidato seenaknya. Ramai pula pidato kelompok orang Iran baik yang pro pemrintah sekarang ataupun yang anti di situ. Dan ini tentu saja tak dilewatkan oleh kaum turis. Sementara sejumlah orang melakukan jogging di sekitar wilayah taman.

Hari kelima, kesibukan semakin terasa di halaman luar gedung itu. Dengan berpakaian buruh perusahaan gas, sejumlah orang kelihatan sibuk mencari pipa yang rusak. Ada pula yang kelihatan serius melubangi aspal dengan mesin pembor, yang menimbulkan kebisingan. Itu rupanya disengaja karena sebagian "buruh" itu sedang membuka atap kedutaan. Kemudian diketahui bahwa mereka adalah anggota Special Air Service (SAS), yang selama ini dikenal sebagai pasukan anti-teroris. "Siapa yang berani akan menang," begitu semboyan mereka.

Kaum teroris bersenjata yang menyandera 19 staf kedubes Iran itu rupanya sudah tidak sabar lagi. Mereka menuntut supaya 91 orang teman mereka dibebaskan dari penjara Iran. Tapi karena tak akan dipenuhi pemerintah Iran, mereka membatalkan semua tuntutan tadi, lantas meminta sebuah pesawat terbang untuk membawa mereka dan sandera keluar dari Inggris. Permintaan ini pun tidak dipenuhi pemerintah Inggris. "Kami di Inggris tidak bersedia mentolerir teroris," kata Menteri Dalam Negeri William Whitelaw. Menjelang jam 13.00 perundingan antara polisi dan kelompok teroris itu menghadapi jalan buntu. Tiba-tiba ketenangan di dalam gedung diganggu oleh serentetan bunyi tembakan. Polisi yang berada di luar sibuk mencari tempat perlindungan. Setengah jam kemudian polisi menerima telepon dari kelompok teroris bahwa mereka sudah. membunuh seorang sandera. Jam 17.00, sesosok mayat yang dibungkus terpal biru didorong ke luar pintu depan kedutaan. Dan kelompok teroris mengancam: jika tuntutan mereka tidak dipenuhi mereka akan membunuh seorang sandera setiap setengah jam. Menjelang jam 18.00, rentetan tembakan terdengar lagi dari dalam gedung. Polisi sekali lagi mengambil mayat.

Jam 18.30, Kepala Polisi Metro London, Sir David McNee, meyampaikan pesan melalui telepon kepada kaum teroris itu. Kali ini dia menggunakan nomor pesawat yang ada di lantai bawah. Berbeda dengan pesan-pesan sebelumnya, McNee sekali ini tidak mau berbicara melalui perantara, yaitu 2 anggota kepolisian yang juga ikut disandera. Dia minta berbicara langsun dengan pemimpin kelompok teroris itu untuk memberi kesan seakan-akan dia menerima tuntutan mereka. Selama pembicaraan itu berlangsung kaum teroris sempat menanyakan apakah bis yang akan membawa mereka ke lapangan terbang ditempatkan di bagian depan atau belakang gedung.

Selepas jam 19.00, atas izin Menteri Dalam Negeri, SAS mendapat perintah penyerbuan. Dalam waktu 10 menit 20 orang SAS itu sudah siap. Tiap satuan mereka terdiri dari 4 orang. Sebagian memakai topeng gas, atau hanya topeng biasa. Beberapa menit kemudian ledakan yang sangat keras terdengar dari dalam gedung. SAS rupanya menggunakan 'bom pengaget' untuk menarik perhatian orang yang ada di dalam. Sementara beberapa anggota SAS masuk melalui cerobong asap. Sedang 2 orang masuk dari pintu depan. Mereka juga meledakkan 'bom pengaget'. Akhirnya kelompok teroris itu tertangkap. Belum Ada Bukti Menurut cerita seorang polisi yang ikut disandera, dia sempat menangkap kaki salah seorang penyandera ketika bom itu meledak. Penyandera itu terjatuh. Seorang anggota SAS datang dan langsung menembaknya. Di antara sandera yang masih di dalam gedung tak ada yang luka, sementara 4 dari 5 penyandera itu mati di tempat, sedang satu lainnya ditangkap dalam keadaan luka-luka. Adegan yang berlangsung hanya beberapa menit itu sempat membuat bangsa Inggris bangga dengan cara yang ditempuh SAS. Dari Iran datang ucapan terima kasih. Presiden Abollhassan Bani Sadr dalam kawatnya kepada PM Margaret Thatcher mengatakan "Saya ingin sekali menyampaikan terima kasih saya atas keteguhan angkatan kepolisian anda selama menghadapi penyanderaan yang tidak adil itu."

Sejak peristiwa itu pemerintah Inggris mulai mencurigai permainan kedutaan besar Irak di London. Kejadian ini, menurut sumber diplomatik di London, tidak bisa dilepaskan dengan rentetan pertentangan antara Iran dan Irak. Tapi belum ada bukti bahwa Irak menghasut kaum Khuzistan, penyandera. Memang sekitar 1� juta penduduk Arab yang berdiam di wilayah Khuzistan -- juga biasa disebut Arabistan yang terletak di bagian barat daya Iran -- sedang memperkeras tuntutan mereka bagi otonomi wilayah itu. Soalnya mereka merasa dianaktirikan. Selama ini hasil terbesar minyak Iran datang dari daerah Khuzistan. Tapi kondisi itu sama sekali tak menguntungkan mereka. Khuzistan adalah daerah termiskin bila dibanding dengan provinsi lain. Tapi Iran menuduh bahwa aksi penyanderaan ini dilakukan atas kerjasama Irak-Amerika Serikat. Kedua negara itu sekarang menjadi musuh Iran. Apakah tuduhan ini benar? Sesungguhnya Irak dan AS tidak bersahabat, bahkan tidak mempunyai hubungan diplomatik.

sumber: http://majalah.tempointeraktif.com

Selasa, 02 Agustus 2011

Guru vs murid

Guru dikerjain 
Muridnya

Yang Lucu Saat Guru Dikerjain Muridnya. Guru mengajar muridnya biasa, tapi murid ngerjain gurunya? Cerita lucu tentang guru dikerjain muridnya. Yang lucu lucu dijamin ketawa ngakak deh. langsung ke TKP gan..

Seorang Guru SD kelas 2 sedang menerangkan soal Matematika, kemudian guru itu menunjuk salah satu muridnya untuk menjawab pertanyaan.

"Amin... coba jawab pertanyaan ibu, kalo ada 5 ekor burung di pagar kemudian seorang pemburu menembak mati salah satu dari burung tersebut, sekarang berapa sisa burung yang ada di pagar?", tanya Bu Guru.

"Abis dong bu...", jawab Amin dengan yakin.
"Salah Min.. coba kamu pikir lagi jawabannya", bantah Bu Guru.
"Iya bu.. jawabannya abis..!", Amin mencoba mempertahankan pendapatnya.
"Ya sudah, tolong kamu jelasin kenapa jawaban kamu begitu..!"
"Begini bu.. khan ada 5 ekor burung.. di tembak satu.. terus darahnya kemana-mana khan bu.. trus temen-temennya jadi panik dan pada ngabur.. jadi burung yang tinggal di pagar itu nggak ada lagi.", jawab Amin.

"Sebenarnya jawaban itu bukan yang ibu minta, jawaban yang benar adalah 4, tapi Ibu suka cara kamu berpikir..", kata Bu Guru.

"Bu guru boleh tanya ga?", teriak Amin.
"Silahkan Amin.. mau tanya apa?", jawab Bu Guru.

"Ada 3 Cewek lagi makan ice cream. Cewek Pertama makan dengan cara jilatin ice creamnya, Cewek Kedua makan dengan cara menggigit ice creamnya, trus Cewek Ketiga makan dengan cara ngemutin tuh ice cream. Pertanyaannya, yang mana diantara 3 Cewek tersebut yang sudah menikah?", tanya Amin.
Ibu guru kaget sejenak tetapi karena tidak mau mengecewakan muridnya, ibu guru menjawab, "Yang sudah menikah adalah Cewek yang ngemut ice creamnya..".

"Salah bu.. yang sudah menikah adalah cewek yang pakai cincin kimpoi. Tapi tidak apa-apa.. saya suka cara ibu berpikir.."

sumber: http://koranmaya.info

Rahasia Ubun-Ubun Dalam Al-Qur'an


Gambaran otak manusia bagian depan yang disebut Allah dalam Al Qur’an Al Karim dengan kata nashiyah (ubun-ubun). Al-Qur’an menyifati kata nashiyah dengan kata kadzibah khathi’ah (berdusta lagi durhaka). Allah berfirman, “(Yaitu) ubun-ubun yang mendustakan lagi durhaka.” (Al-‘Alaq: 16). Bagaimana mungkin ubun-ubun disebut berdusta sedangkan ia tidak berbicara? Dan bagaimana mungkin ia disebut durhaka sedangkan ia tidak berbuat salah?

Prof. Muhammad Yusuf Sakr memaparkan bahwa tugas bagian otak yang ada di ubun-ubun manusia adalah mengarahkan perilaku seseorang. “Kalau orang mau berbohong, maka keputusan diambil di frontal lobe yang bertepatan dengan dahi dan ubun-ubunnya. Begitu juga, kalau ia mau berbuat salah, maka keputusan juga terjadi di ubun-ubun.”

Kemudian ia memaparkan masalah ini menurut beberapa pakar ahli. Di antaranya adalah Prof. Keith L More yang menegaskan bahwa ubun-ubun merupakan penanggungjawab atas pertimbangan-pertimbangan tertinggi dan pengarah perilaku manusia. Sementara organ tubuh hanyalah prajurit yang melaksanakan keputusan-keputusan yang diambil di ubun-ubun.

Karena itu, undang-undang di sebagian negara bagian Amerika Serikat menetapkan sanksi gembong penjahat yang merepotkan kepolisian dengan mengangkat bagian depan dari otak (ubun-ubun) karena merupakan pusat kendali dan instruksi, agar penjahat tersebut menjadi seperti anak kecil penurut yang menerima perintah dari siapa saja.

Dengan mempelajari susunan organ bagian atas dahi, maka ditemukan bahwa ia terdiri dari salah satu tulang tengkorak yang disebut frontal bone. Tugas tulang ini adalah melindungi salah satu cuping otak yang disebut frontal lobe. Di dalamnya terdapat sejumlah pusat neorotis yang berbeda dari segi tempat dan fungsinya.

Lapisan depan merupakan bagian terbesar dari frontal lobe, dan tugasnya terkait dengan pembentukan kepribadian individu. Ia dianggap sebagai pusat tertinggi di antara pusat-pusat konsentrasi, berpikir, dan memori. Ia memainkan peran yang terstruktur bagi kedalaman sensasi individu, dan ia memiliki pengaruh dalam menentukan inisiasi dan kognisi.

Lapisan ini berada tepat di belakang dahi. Maksudnya, ia bersembunyi di dalam ubun-ubun. Dengan demikian, lapisan depan itulah yang mengarahkan sebagian tindakan manusia yang menunjukkan kepribadiannya seperti kejujuran dan kebohongan, kebenaran dan kesalahan, dan seterusnya. Bagian inilah yang membedakan di antara sifat-sifat tersebut, dan juga memotivasi seseorang untuk bernisiatif melakukan kebaikan atau kejahatan.

Ketika Prof. Keith L Moore melansir penelitian bersama kami seputar mukjizat ilmiah dalam ubun-ubun pada semintar internasional di Kairo, ia tidak hanya berbicara tentang fungsi frontal lobe dalam otak (ubun-ubun) manusia. Bahkan, pembicaraan merembet kepada fungsi ubun-ubun pada otak hewan dengan berbagai jenis. Ia menunjukkan beberapa gambar frontal lobe sejumlah hewan seraya menyatakan, “Penelitian komparatif terhadap anatomi manusia dan hewan menunjukkan kesamaan fungsi ubun-ubun.

Ternyata, ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengarauh pada manusia, sekaligus pada hewan yang memiliki otak. Seketika itu, pernyataan Prof. Keith mengingatkan saya tentang firman Allah, “Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Hud: 56)

Beberapa hadits Nabi SAW yang bericara tentang ubun-ubun, seperti doa Nabi SAW, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu dan anak hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di tangan-Mu…”

Juga seperti doa Nabi SAW, “Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan setiap sesuatu yang Engkau pegang ubun-ubunnya…”

Juga seperti sabda Nabi SAW, “Kuda itu diikatkan kebaikan pada ubun-ubunnya hingga hari Kiamat.”

Apabila kita menyandingkan makna nash-nash di atas, maka kita menyimpulkan bahwa ubun-ubun merupakan pusat kontrol dan pengendali perilaku manusia, dan juga perilaku hewan.
 
sumber: http://situslakalaka.blogspot.com

Fakta Tentang Wudhu


Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan terhadap wudhu. Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan.

Bahwa pusat-pusat syaraf yang paling peka dari tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dari sini ia menemukan hikmah dibalik wudhu yang membasuh pusat-pusat syaraf tersebut. Ia bahkan merekomendasikan agar wudlu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi untuk umat manusia secara keseluruhan.

Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya. Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.

Ulama Fikih juga menjelaskan hikmah wudlu sebagai bagian dari upaya untuk memelihara kebersihan fisik dan rohani. Daerah yang dibasuh dalam air wudlu, seperti tangan, daerah muka termasuk mulut, dan kaki memang paling banyak bersentuhan dengan benda-benda asing termasuk kotoran. Karena itu, wajar kalau daerah itu yang harus dibasuh.

Ulama tasawuf menjelaskan hikmah wudlu dengan menjelaskan bahwa daerah-daerah yang dibasuh air wudlu memang daerah yang paling sering berdosa. Kita tidak tahu apa yang pernah diraba, dipegang, dan dilakukan tangan kita. Banyak pancaindera tersimpul di bagian muka.

Berapa orang yang jadi korban setiap hari dari mulut kita, berapa kali berbohong, memaki, dan membicarakan aib orang lain. Apa saja yang dimakan dan diminum. Apa saja yang baru diintip mata ini, apa yang didengar oleh kuping ini, dan apa saja yang baru dicium hidung ini? Ke mana saja kaki ini gentayangan setiap hari?

Tegasnya, anggota badan yang dibasuh dalam wudhu ialah daerah yang paling riskan untuk melakukan dosa.

Organ tubuh yang menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS al-Maidah [5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki. Dalam hadis riwayat Muslim juga dijelaskan bahwa, air wudlu mampu mengalirkan dosa-dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan, dan kakinya, sehingga yang bersangkutan bersih dari dosa.

Kalangan ulama melarang mengeringkan air wudlu dengan kain karena dalam redaksi hadis itu dikatakan bahwa proses pembersihan itu sampai tetesan terakhir dari air wudlu itu (ma’a akhir qathr al-ma’).

Wudlu dalam Islam masuk di dalam Bab al-Thaharah (penyucian rohani), seperti halnya tayammum, syarth, dan mandi junub. Tidak disebutkan Bab al-Nadhafah (pembersihan secara fisik). Rasulullah SAW selalu berusaha mempertahankan keabsahan wudlunya.

Yang paling penting dari wudlu ialah kekuatan simboliknya, yakni memberikan rasa percaya diri sebagai orang yang ‘bersih’ dan sewaktu-waktu dapat menjalankan ketaatannya kepada Tuhan, seperti mendirikan shalat, menyentuh atau membaca mushaf Alquran. Wudlu sendiri akan memproteksi diri untuk menghindari apa yang secara spiritual merusak citra wudlu. Dosa dan kemaksiatan berkontradiksi dengan wudlu.
 
sumber: http://situslakalaka.blogspot.com